BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar belakang
Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi. Ada aksi dan reaksi. Pelakunya lebih dari satu. Individu vs individu. Individu vs kelompok. Kelompok vs kelompok dll. Contoh guru mengajar merupakan contoh interaksi sosial antara individu dengan kelompok. Interaksi sosial memerlukan syarat yaitu Kontak Sosial dan Komunikasi Sosial.
Kontak sosial dapat berupa kontak primer dan kontak sekunder. Sedangkan komunikasi sosial dapat secara langsung maupun tidak langsung. Interaksi sosial secara langsung apabila tanpa melalui perantara. Misalnya A dan B bercakap-cakap termasuk contoh Interaksi sosial secara langsung. Sedangkan kalau A titip salam ke C lewat B dan B meneruskan kembali ke A, ini termasuk contoh interaksi sosial tidak langsung.
Faktor yang mendasari terjadinya interaksi sosial meliputi imitasi, sugesti, identifikasi, indenifikasi, simpati dan empati Imitasi adalah interaksi sosial yang didasari oleh faktor meniru orang lain. Contoh anak gadis yang meniru menggunakan jilbab sebagaimana ibunya memakai. Sugesti adalah interaksi sosial yang didasari oleh adanya pengaruh. Biasa terjadi dari yang tua ke yang muda, dokter ke pasien, guru ke murid atau yang kuat ke yang lemah. Atau bisa juga dipengaruhi karena iklan.
Indentifikasi adalah interaksi sosial yang didasari oleh faktor adanya individu yang mengindentikkan (menjadi sama) dengan pihak yang lain. Contoh menyamakan kebiasaan pemain sepakbola idolanya. Simpati adalah interaksi sosial yang didasari oleh foktor rasa tertarik atau kagum pada orang lain.
Empati adalah interaksi sosial yang disasari oleh faktor dapat merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain, lebih dari simpati. Contoh tindakan membantu korban bencana alam. Interaksi sosial mensyaratkan adanya kontak sosial dan komunikasi sosial. Kemudian membuat terjadinya proses sosial. Proses sosial dapat bersifat asosiatif dan disasosiatif  Asosiatif meliputi akomodasi, difusi, asimilasi, akulturasi, kooperasi (kerjasama) Intinya interaksi social yang baik-baik, kerjasama, rukun, harmonis, serasa dll. Contoh kerja sama antara depertemen pendidikan nasional dengan PT Telkom dalam program Jardiknas.
Disasosiatif meliputi konflik, kontravensi dan kompetensi (Intinya interaksi sosial yang tidak baik, penuh persaingan, perang dingin, bertengkar dll). Contoh Bapak memukul anaknya karena tidak mendengarkan nasihatnya. Menyuruh pergi seorang pengemis dengan cara membentak.
B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalahnya adalah sebagai berikut :
1.      Bagaimanakah tindakan sosial dalam masyarakat ?
2.      Apa yang dimaksud dengan interaksi sosial ?
3.      Apa sajakah ciri – ciri interaksi sosial ?
4.      Bagaimana bentuk dari interaksi sosial ?
5.      Faktor apa saja yang mempengaruhi perubahan sosial ?

C.    Tujuan Penulisan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan penulisannya adalah sebagai berikut :
1.      Memahami tindakan sosial dalam masyarakat.
2.      Memahami pengertian interaksi sosial.
3.      Mengetahui ciri – ciri interaksi sosial.
4.      Memahami bentuk interaksi sosial.
5.      Mengetahui faktor yang mempengaruhi perubahan sosial.







BAB II
PEMBAHASAN
A.    Tindakan Sosial
a.      Pengertian Tindakan Sosial
Tindakan atau aksi berarti pmbuatan atau sesuatu yang dilakukan. Secara sosiologis, tindakan artinya seluruh perbuatan manusia yang dilakukan secara sadar atau tidak disadari, sengaja atau tidak disengaja yang mempunyai makna subyektif bagi pelakunya.
b.      Ciri-cici Tindakan Sosial
Bentuk tolak dari konsep dasar tentang tindakan sosial dan antar hubungan sosial, maka terdapat lima ciri pokok yang menjadi sasaran sosiologi, yaitu:
1.      Tindakan manusia yang menurut si aktor mengandung makna subyektif, hal ini meliputi tindakan nyata.
2.      Tindakan nyata yang bersifat membatin sepenuhnya dan bersifat subyektif.
3.      Tindakan yang berpengaruh positif dari suatu situasi, maka tindakan tersebut akan diulang.
4.      Tindakan itu diarahkan pada seseorang atau pada individu.

c.       Faktor Pendorong Melakukan Tindakan Sosial
Manusia merupakan makhluk yang tidak akan bisa hidup tanpa manusia lain, sbab secara biologis manusia adalah makhluk yang palin lemah. Sejak dilahirkan ke dunia, manusia mempunyai dua hasyat atau keinginan pokok, yaiyu keinginan pokok, yaitu keinginan untuk menjadi satu dengan manusia lain di sekitarnya (masyaraakat) dan keinginan untuk menjadi satu dengan lingkungan alam di skitarnya.
Untuk memperoleh kedua hasrat tersebut, manusia menggunakan akalnya (pikiran, perasaan, dan kehendak). Menyadari kelemahan dan kekurangannya dalam menyesuaikan diri serta menghadapi tantangan alam yang tidak mungkin dilakukan secara sendiri-sendiri atau perorangan, manusia menghimpun diri dan mengelompokan dirinya dengan manusia lain yang kemudian disebut masyarakat.


d.      Bentuk-bentuk Tindakan Sosial     
Pada dasarnya tindakan manusia, baik sebagai individu maupun makhluk sosial terdiri dari dua tindakan pokok yaitu tindakan lahiriah dan tindakan batiniah, sbagai berikut:
1.      Tindakan lahiriah adalah tata cara bertindak yang tampak atau dapat dilihat dan cendeung ditiru secara berulang-ulang oleh banyak orang.
2.      Tindakan batiniah adalah cara berfikir, berperasaa, dan berkehendak yang dingkapkan dalam sikap dan bertindak, dilakukan berulang kali dan di ikuti oleh banyak orang.
Di dalam kehidupan masyarakat, kita dapat mengenali beberapa pola tindakan bathiniah yang terdiri dari bantuk-bentuk sebagai berikut:
a)      prasangka (prejudice), adalah anggapan atau penilaian terhadap suatu penomana tanpa di tunjang dengan bukti-bukti yang dapat dipertanggungjawabkan.
b)      sikap sosial (social attitude), adalah suatu bentuk pola perilaku lahiriah dan bathiniah terhadap fenomena atua gejala yang mempunyai arti sosial.
c)      pendapat umum (publik opinion), adalah suatu komposisi pikiran masyarakat yang berpola dan dibentuk dari beberapa golongan atau kelompok.
d)     propagan, adalah suatu makanisme kegiatan yang dilakukan denga cara mempengaruhu massa atau publik agar mau untuk menerima pola fikiran tertentu.

B.     Interaksi Sosial
a.      Pengertian Interaksi Sosial
Interaksi sosial dapat diartikan sebagai hubungan-hubungan sosial yang dinamis. Hubungan sosial yang dimaksud dapat berupa hubungan antara individu yang satu dengan individu lainnya, antara kelompok yang satu dengan kelompok lainnya, maupun antara kelompok dengan individu. Dalam interaksi juga terdapat simbol, di mana simbol diartikan sebagai sesuatu yang nilai atau maknanya diberikan kepadanya oleh mereka yang menggunakannya.
Proses Interaksi sosial menurut Herbert Blumer adalah pada saat manusia bertindak terhadap sesuatu atas dasar makna yang dimiliki sesuatu tersebut bagi manusia. Kemudian makna yang dimiliki sesuatu itu berasal dari interaksi antara seseorang dengan sesamanya. Dan terakhir adalah Makna tidak bersifat tetap namun dapat dirubah, perubahan terhadap makna dapat terjadi melalui proses penafsiran yang dilakukan orang ketika menjumpai sesuatu.
Interaksi sosial dapat terjadi bila antara dua individu atau kelompok terdapat kontak sosial dan komunikasi. Kontak sosial merupakan tahap pertama dari terjadinya hubungan sosial Komunikasi merupakan penyampaian suatu informasi dan pemberian tafsiran dan reaksi terhadap informasi yang disampaikan.
b.      Syarat Terjadinya Interaksi Sosial
Syarat terjadinya interaksi adalah :
1.      Adanya kontak sosial
2.      Komunikasi

c.       Faktor-faktor yang membentuk interaksi sosial
Interaksi sosial terbentuk oleh faktor – faktor berikut ini :
1.      Tindakan Sosial
2.      Kontak SosiaL
3.      Komunikasi Sosial
Sumber informasi yang mendasari interaksi :
Æ  Warna kulit
Æ  Usia
Æ  Jenis kelamin
Æ  Penampilan fisik
Æ  Bentuk tubuh
Æ  Pakaian
Æ  Wacana

d.      Ciri – Ciri Interaksi Sosial
Proses interaksi sosial di dalam masyarakat memiliki ciri-ciri sebagai berikut ;
1.      Adanya dua orang pelaku atau lebih.
2.      Adanya hubungan timbal-balik antar pelaku.
3.      Diawali dengan adanya kontak sosial, baik secara langsung atau tidak langsung.
4.      Mempunyai maksud dan tujuan yang jelas.



C.    Bentuk – Bentuk Interaksi Sosial
a.      Bentuk-bentuk interaksi sosial yang berkaitan dengan proses asosiatif
Dapat terbagi atas bentuk kerja sama, akomodasi, dan asimilasi. Kerja sama merupakan suatu usaha bersama individu dengan individu atau kelompok-kelompok untuk mencapai satu atau beberapa tujuan. Akomodasi dapat diartikan sebagai suatu keadaan, di mana terjadi keseimbangan dalam interaksi antara individu-individu atau kelompok-kelompok manusia berkaitan dengan norma-norma sosial dan nilai-nilai sosial yang berlaku dalam masyarakat. Usaha-usaha itu dilakukan untuk mencapai suatu kestabilan.
Sedangkan Asimilasi merupakan suatu proses di mana pihak-pihak yang berinteraksi mengidentifikasikan dirinya dengan kepentingan-kepentingan serta tujuan-tujuan kelompok
b.      Bentuk interaksi yang berkaitan dengan proses disosiatif
Ini dapat terbagi atas bentuk persaingan, kontravensi, dan pertentangan. Persaingan merupakan suatu proses sosial, di mana individu atau kelompok-kelompok manusia yang bersaing, mencari keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan. Bentuk kontravensi merupakan bentuk interaksi sosial yang sifatnya berada antara persaingan dan pertentangan. Sedangkan pertentangan merupakan suatu proses sosial di mana individu atau kelompok berusaha untuk memenuhi tujuannya dengan jalan menantang pihak lawan yang disertai dengan ancaman dan kekerasan.
c.       Bentuk Interaksi sosial menurut jumlah pelakunya
Interaksi sosial dibedakan menjadi dua bentuk yaitu :
1.      Asosiatif
Bersifat mengarah pada bentuk penyatuan terdiri atas beberapa hal berikut :
a)      Kerjasama, terbentuk karena masyarakat menyadari adanya kepentingan yang sama untuk mencapai tujuan bersama.
b)      Akomodasi, suatu proses penyesuaian dalam interaksi untuk mengurangi, mencegah atau mengatasi ketegangan dan kekacauan. Proses ini dibedakan menjadi beberapa bentuk, yaitu :
Æ  Coeraon, yaitu suatu bentuk akomodasi yang prosesnya dilaksanakan karena adanya paksaan, misalnya perbudakan.
Æ  Kompromi, yaitu bentuk akomodasi antara pihak-pihak yang terlibat mengurangi tuntutannya agar mencapai suatu penyelesaian pada konflik.
Æ  Mediasi, yaitu cara menyelesaikan konflik dengan bantuan pihak ke tiga yang netral.
Æ  Arbitration, yaitu meminta bantuan pihak ketiga dengan dipilih oleh kedua belah pihak. Contoh, konflik buruh-buruh pengusaha dan badan perburuan Depnaker sebagai pihak ketiga.
Æ  Adjudication (peradilan), suatu bentuk penyelesaian konflik melalui pengadilan.
Æ  Statelemate, pihak yang bertentangan mimiliki kekuatan yang seimbang dan berhenti pada suatu titik karena kedua belah pihak sudah tidak mungkin untuk maju dan mundur. Contoh goncatan senjata.
Æ  Toleransi, suatu bentuk akomodasi tanpa adanya persetujuan.
Æ  Consiliation, usaha untuk mempertemukan keinginan pihak yang berselisih agar mencapai persetujuan bersama.
c)      Asimilasi
Proses yang menunjuk pada proses yang ditandai adanya usaha mengurangi perbedaan dalam  masyarakat seperti usaha menyamakan sikap mental dan tindakan. Asimilasi timbul apabila munculnya kelompok masyarakat dengan latar belakang budaya yang berbeda, dan kemudian bergaul secara intensif dalam jangka waktu lama, sehingga kebudayaan asli akan berubah sifat dan wujudnya membentuk kebudayaan baru sabagai kebudayaan campuran.
d)     Akulturasi
Proses yang muncul apabila suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur dari suatau kebudayaan asing sehingga unsur kebudayaan itu diterima diolah kedalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian budaya itu sendiri.
2.      Disosiatif
Interaksi yang mengarah pada bentuk pemisahan yang terbagi dalam tiga bentuk, yaitu sebagai berikut :
a)      Kompetisi, suatu perjuangan yang dilakukan perorangan atau kelompok agar memperoleh kemenangan.
b)      Kontravensi, bentuk proses sosial yang berada di antara persaingan, pertentangan atau konflik, wujudnya antara lain tidak senang, menghalangi, menghasut, memfitnah, dan lain sebagainya.
c)      Konflik, proses sosial yang terjadi karena adanya perbedaan paham dan kepentingan yang sangat mendasar, sehingga menimbulkan masalah yang mengganjal di antara mereka yang bertikai.

D.    Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Interaksi Sosial
a.       Sugesti, proses pemberian pandangan atau pengaruh kepada orang lain dengan cara tertentu dan diikuti tanpa berfikir panjang. Contohnya seorang remaja putus sekolah akan mudah ikut-ikutan terlibat kenakalan remaja.
b.      Imitasi, pembentukan nilai dengan meniru cara-cara orang lain. Contohnya. Seorang anak sering meniru kebiasaanorang tua.
c.       Identifikasi, meniru dirinya menjadi sama dengan orang yang ditirunya. Contoh meniru gaya artis.
d.      Simpati, perasaan tertarik yang timbul dan membuat merasa seolah-olah berada dalam keadaan ojrang lain. Contoh mengucap selamat ulang tahun.
e.       Empati, rasa haru ketika seorang melihat orang lain mengalami sesuatu yang menarik perhatian, dan merupakan kelanjutan dari rasa simpati. Contohnya ketika orang kecelakaan kita berempati membantu korban.
f.       Motivasi, dorongan yang mendasari seseorang untuk melakukan perbuatan berdasarkan pertimbangan dan muncul dari pengaruh orang lain sehingga individu melakukan kontak dengan orang lain. Contohnya pemberian tugas dari seorang guru merupakan bentuk motivasi seupaya mereka mau belajar, rajin dan bertanggung jawab.

E.     Perubahan Sosial
a.      Pengertian  Perubahan Sosial
Æ  Selo seomoerjan, mengatakan perubahan sosial merupakan segala perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan yang mempengaruhi sistem sosial, termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap-sikap, dan pola perlakuan di antara kelompok dalam masyarakat.
Æ  Kingley Davis, mengartikan perubahan sosial sebagai perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat.
Æ  Gillin mengatakan perubahan sosial sebagai suatu variasi dari cara-cara hidup yang telah diterima, baik karena perubahan kondisi geografis, kebudayaan material, komposisi penduduk, ideologi, maupun karena adanya difusi atau penemuan baru dalam masyarakat.
Æ  Mac Iver mengatakan perubahan sosial sebagai perubahan-perubahan dalam hubungan sosial atau perubahan terhadap keseimbangan hubungan sosial.
Ruang lingkup perubahan-perubahan sosial meliputi unsur-unsur kebudayaan baik yang material maupun immaterial yang ditekankan adalah pengaruh besar unsur-unsur kebudayaan material dan immaterial.
b.      Beberapa Bentuk Perubahan Sosial
1.      Perubahan lambat dan perubahan cepat
Perubahan yang memerlukan waktu lama dan disertai perubahan kecil yang saling mengikuti dengan lambat dinamakan evolusi.
Ada bermacam-macam teori tentang evolusi yaitu,:
a)      Uniunear theories of evolution
Berpendapat bahwa manusia dan masyarakat, mengalami perkembangan sesuai tahap-tahap tertentu, bermula dari bentuk yang sederhana kemudian bentuk kompleks, sampai pada tahap sempurna.
b)      Universal theory of evolution
Berpendapat bahwa manusia dan masyarakat mengalami perkembangan sesuai tahap-tahap tertentu yang tetap, kebudayaan manusia telah mengikuti suatu garis evolusi yang tertentu.
c)      Universal Theory of evolution
Menekankan penelitian terhadap tahap-tahap perkembangan tertentu dalam evolusi masyarakat. Perubahan sosial yang berlangsung cepat.
syarat-syarat terjadi evolusi :
Æ  Harus ada keinginan umum untuk mengadakan suatu perubahan.
Æ  Adanya seorang pemimpin atau sekelompok orang yang di anggap mampu memimpin masyarakat tersebut.
Æ  Pemimpin tersebut harus dapat menunjuk suatu tujuan potensi masyarakat.

2.      Perubahan Kecil Dan Perubahan Besar
Perubahan kecil merupakan perubahan yang terjadi pada unsur-unsur struktur sosial yang tidak membawa pengaruh langsung terhadap masyarakat. Perubahan besar merupakan perubahan-perubahan yang dapat membawa pengaruh besar.
3.      Perubahan Yang Dikehendaki dan Perubahan Yang Tidak Dikehendaki.
Perubahan yang dikehendaki merupakan perubahan yang direncanakan terlebih dahulu oleh pihak-pihak yang hendak mengadakan perubahan di dalam masyarakat. Perubahan yang tidak dikehendaki merupakan perubahan yang terjadi tanpa di kehendaki.
4.      Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Perubahan Sosial
a)      Bertambah atau berkurangnya penduduk, pertambahan penduduk menyebabkan terjadinya perubahan dalam sruktur masyarakat terutama lembaga kemasyarakatan. Berkurangnya penduduk menyebabkan kekosongan, misalnya dalam bidang pembagian kerja dan stratafikasi sosial.
b)      Penemuan-penemuan baru, Jalannya unsur kebudayaan baru tersebar ke lain-lain, bagian masyarakat dan cara-cara kebudayaan baru tersebut diterima dipelajari dan akhirnya dalam masyarakat yang bersangkutan.
c)      Pertentangan masyarakat, Bisa terjadi antara kelompok dengan individu dan kelompok dengan kelompok.
d)     Terjadinya pemberontakan atau revolusi, Menyebabkan perubahan sosial yang mendasar pada segenap lembaga kemasyarakatan. Perubahan sosial juga disebabkan oleh Faktor yang berasal dari luar masyarakat itu sendiri, yaitu : sebab-sebab yang berasal dari luar lingkungan dalam fisik yang ada di sekitar manusia, peperangan dan pengaruh kebudayaan masyarakat lain.

c.       Faktor-Faktor Yang Mendorong Jalannya Proses Perubahan
1.    Kontak dengan budaya lain
2.    Sistem pendidikan yang maju
3.    Sikap menghargai hasil karya seseorang dan keinginan untuk maju
4.    Toleransi terhadap perbuatan-perbuatan menyimpang
5.    Sistem masyarakat yang terbuka
6.    Penduduk yang heterogen
7.    Ketidakpuasan masyarakat terhadap bidang-bidang kehidupan  tertentu
8.    Orientasi kemuka
9.    Nilai peningkatan taraf hidup

d.      Faktor-Faktor Yang Menghambat Terjadinya Perubahan
1.Kurangnya hubungan dengan masyarakat-masyarakat lain
2.Perkembangan ilmu pengetahuan yang terlambat
3.Sikap masyarakat yang tradisionalis
4.Adanya kepentingan-kepentingan yang telah tertanam dengan kuat
5.Rasa takut akan terjadinya kegoyahan pada integrasi kebudayaan
6.Prasangka terhadap hal-hal baru
7.Kebiasaan
Masyarakat Indonesia sebagai salah satu Negara berkembang mempunyai ciri adanya perubahan yang sangat pesat dalam berbagai aspek kehidupan baik perubahan sistem ekonomi, politik, sosial dan sebagainya. Kemajemukan bangsa Indonesia yang terdiri atas berbagai suku bangsa memicu munculnya masalah. Maslah kesukubangsaan yang memiliki potensi pemecah belah dan penghancuran sesame bangsa Indonesia. konflik-konflik yang sering terjadi adalah konflik antar etnik dan antar agama. Ini merupakan konflik yang sering terjadi akibat kemajemukan masyarakat Indonesia mungkin masih belum bisa diterima oleh sebagian masyarakat Indonesia. Seperti yang terjadi ketika masa penjajahan masyarakat Indonesia memaksa Soekarno untuk menjadi Presiden dan Hatta sebagai wakil presiden. Masyarakat Indonesia memilih atas dasar kepercayaan dan keinginan untuk terbebas dari penjajahan dengan cara mengangkat pemimpin untuk memproklamirkan kemerdekaan. Pada saat itu terjadi revolusi yang besar yang mampu mengubah seluruh masyarakat Indonesia.





BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpualn
Æ  Arti Interaksi Sosial artinya melibatkan kedua belah pihak. Faktor-faktor interaksi sosial antara lain imitasi, sugesti, identifikasi : kecenderungan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan oranglain. Simpati : suatu proses dimana seseorang merasa tertarik dengan orang lain.
Æ  Bentuk-bentuk Interaksi sosial (association processes), erja sama :suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok uintuk mencapai tujuan bersama.
Æ  Bentuk kerjasama antara lain kerja sama spontan yaitu kerjasama yang terjadi secara serta-merta. kerja sama langsung yaitu kerja sama sebagai hasil dari perintah atasan kepada bawahan atau pengusaha teerhadap rakyatnya.
Æ  Kerja sama kontrak yaitu kerja sama atas dasar syarat-syarat ketetapan tertentu yang disepakati bersama.
Æ  Perubahan sosial adalah interaksi sosial dalam suatu hubungan antar sesame manusia yang saling mempengaruhi satu sama lain baik itu dalam hubungan antar sesame individu, antar kelompok maupun antar individu dan kelompok. Jadi di dalam sebuah masyarakat terdapat interaksi sosial yang membuat mereka terhubung antar satu dengan yang lainnya dan masyarakat dapat berubah sesuai dengan lingkungan.
B.     Saran
Dalam kehidupan, tentunya kita tidak bisa hidup sendiri, artinya berinteraksi dengan masyarakat adalah kewajiban mutlak setiap manusia, sebab dari lahir sampai meninggal kita akan terus menerus membutuhkan masyarakat.
Maka dari itu, marilah menjalin interaksi yang baik sebaik-baiknya, baik itu antar individu, antar kelompok, dan individu dengan kelompok, agar menggapai titik akhir yaitu saling tolong – menolong, serta terjalin persatuan dan kesatuan dalam masyarakat.




DAFTAR PUSTAKA
Dr. Duddy Mulyawan’s Site
Effendi, Ridwan dan Elly Malihah. (2007) . Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi. Bandung : Yasindo Multi Aspek
Hermawan, Ruswandi dan Kanda Rukandi. (2007). Perspektif Sosial Budaya. Bandung: UPI PRESS
Hermawan, Ruswandi dkk. (2006) . perkembangan masyarakat dan Budaya. Bandung : UPI PRESS
http://krizi.wordpress.com/2009/07/25/makalah-interaksi-sosial/
http://www.kompas.com/kompas-cetak/0705/10/humaniora/3522042.htm

Kuswanto dan Bambang Siswanto. (2003). Sosiologi. Solo: Tiga Serangkai

Posting Komentar

 
Top