BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem
Hormon merupakan salah satu sistem koordinasi di dalam tubuh dengan menggunakan
cairan yang diedarkan oleh pembuluh darah. Dengan menggunakan hormon rangsang
lebih lambat diberi tanggapan. Satu kelebihan koordinasi menggunakan hormon
yaitu dengan sedikit saja hormon mampu mempengaruhi organ-organ yang menjadi
sasarnnya. Hipofisa (Pituitary). Kelenjar ini merupakan kelenjar yang paling
banyak menghasilkan jenis-jenis hormon yang letaknya di otak.
B. Rumusan Masalah
Yang menjadi rumusan masalah dalam
penulisan ini adalah sebagai berikut:
1. Apa
pengertian hormon ?
2. Apa
saja Fungsi Hormon pada Manusia ?
3. Ada
berapa macam kelenjar pada manusia ?
4. Bagaimana
hubungan system hormone dengan sistem saraf ?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalahnya, maka
yang menjadi tujuan penulisannya adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui
pengertian hormone.
2. Memahami
fungsi hormon pada manusia
3. Menggetahui
macam-macam kelanjar yang ada pada manusia.
4. Memahami
hubungan sistem hormon dengan sistem saraf.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Hormon
Hormon
berasal dari kata Hormaein yang artinya memacu atau menggiatkan atau
merangsang. Dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah yang tidak terlalu banyak
(sedikit), tetapi jika kekurangan atau berlebihan akan mengakibatkan hal yang
tidak baik (kelainan seperti penyakit) sehingga dapat mengganggu pertumbuhan
dan perkembangan serta proses metabolisme tubuh.
Hormon
merupakan senyawa kimia, berupa protein yang mempunyai fungsi untuk memacu atau
menggiatkan proses metabolisme tubuh. Dengan adanya hormon dalam tubuh maka
organ akan berfungsi menjadi lebih baik.
Sedangkan
Hormonologi yaitu ilmu yang mempelajari mengenai seluk beluk hormon. Pada
makhluk hidup, khususnya manusia hormon dihasilkan oleh kelenjar yang tersebar
dalam tubuh. Cara kerja hormon di dalam tubuh tidak dapat diketahui secara
cepat perubahannya, akan tetapi memerlukan waktu yang lama. Tidak seperti
sistem saraf yang cara kerjanya dengan cepat dapat dilihat perubahannya. Hal
ini karena hormon yang dihasilkan akan langsung diedarkan oleh darah melalui
pembuluh darah, sehingga memerlukan waktu yang panjang.
B.
Fungsi
Hormon
Adapun
fungsi hormon pada tubuh manusia yaitu sebagai berikut:
Æ Memacu
pertumbuhan dan metabolisme tubuh.
Æ Memacu
reproduksi.
Æ Mengatur
keseimbangan cairan tubuh/homeostasis.
Æ Mengatur
tingkah laku.
C.
Macam-Macam
Kelenjar
a. Berdasarkan
Aktifitasyna
1. Kelenjar
yang bekerja sepanjang masa.
Kelenjar
golongan ini akan bekerja terus menerus sepanjang kehidupan manusia dan akan
terhenti jika sudah tidak ada kehidupan pada manusia tersebut. Sehingga tidak
terbatas pada usia. Ex : Hormon metabolisme.
2. Kelenjar
yang bekerjanya mulai masa tertentu.
Hormon
golongan ini tidak akan dapat berfungsi jika belum mencapai proses perkembangan
dalam diri manusia atau proses pendewasaan sel yang terjadi dalam tubuh
manusia. Kedewasaan sel akan terjadi pada saat usia tertentu seperti pada saat
usia pubertas. Ex : Hormon kelamin.
3. Kelenjar
yang bekerja sampai pada masa tertentu.
Hormon
golongan ini bekerja pada saatn manusia itu dilahirkan sampai pada usia
tertentu. Pada usia tersebut terjadi proses pertumbuhan dari seluruh
oragn-organ tubuh manusia sampai dengan penyempurnaan organ. Sehingga
masing-masing organ tersebut dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Kecuali
organ yang membutuhkan persyaratan kedewasaan sel.
Hormon
ini akan berhenti dihasilkan pada saat tubuh mulai memperlambat atau
menghentikan proses pertumbuhan. Biasanya hormon ini bekerja pada kisaran usia
0 hari sampai 17 tahun (masa pertumbuhan). Ex : Hormon pertumbuhan, kelenjar
tymus.
b. Berdasarkan
letaknya :
1. Kelenjar
hipophysis/pituitary di dasar cerebrum, dibawah hypothalamus.
2. Kelenjar
pineal/epiphysis di cerebrum.
3. Kelenjar
thyroid di daerah leher.
4. Kelenjar
parathyroid di dekat kelenjar thyroid.
5. Kelenjar
thymus di rongga dada.
6. Kelenjar
adrenal/suprarenalis di atas ren.
7. Kelenjar
pulau langerhans/pankreas di rongga perut.
8. Kelenjar
Usus dan lambung di rongga perut.
9. Kelenjar
kelamin :
Ø Ovarium
di rongga perut.
Ø Testis
di rongga perut bawah.
D.
Macam-Macam
Kelenjar Endokrin
1.
Kelenjar
Pineal
Hormon
melatonin : warna/pigmen kulit melanin. Hormon ini dapat juga mengatur rasa
kantuk pada diri seseorang. Pada remaja hormon ini dihasilkan lebih banyak bila
dibandingkan dengan orang dewasa. Hormon vasotocin (Mammalia) : mirip fungsinya
dengan vasopresin dan oksitosin.
2.
Kelenjar
hipofisis/ pituitary/ master of glands lobus anterior/ adenohypophysis:
Hormon
yang dihasilkan oleh lobus anterior lebih di dominasi oleh hormon yang mengatur
mengenai pertumbuhan, reproduksi dan masalah stress.
Macam-macam
hormon yang dihasilkan :
1) STH
(Somatotrof Hormone)/GH (Growth Hormon)/Somatotropin :
Fungsi
Hormon STH (Somatotrof Hormone)/GH (Growth Hormon)/Somatotropin
a) Memacu
pertumbuhan terutama pada peristiwa osifikasi, pada cakraepifise.
b) Mengatur
metabolisme lipid dan karbohidrat.
Hipersekresi :
Bila
kelebihan hormon ini terjadi pada masa pertumbuhan akan mengakibatkan
pertumbuhan yang tidak terkendali/menjadi lebih cepat. Pertumbuhan yang seperti
ini dikenal dengan gigantisme.
Sedangkan
bila kelebihan hormon ini terjadi pada masa dewasa akan mengakibatkan
pertumbuhan yang tidak normal pada beberapa bagian organ tubuh. Hal yang paling
terlihat adalah pertumbuhan jari tangan yang tidak normal, seperti membesar
seperti bengkak serta raut wajah yang kelihatan lebih tebal kulitnya, dagu
memanjang. Pertumbuhan yang seperti ini dikenal dengan akromegali. Pertumbuhan
akromegali biasaya terjadi diatas usia 25 tahun.
Hiposekresi :
Bila
penghasilan hormon ini kurang akan menyebabkan pertumbuhan kretinisme/dwarfisme,
yaitu pertumbuhan yang terhambat. Pada pertumbuhan ini pertumbuhan berjalan
normal, hanya saja pertumbuhan tulang sangat terhambat.
2) LTH
(Luteotropic Hormone)/PROLACTIN/Lactogenic Hormone,
Fungsi
Hormon LTH (Luteotropic Hormone)/PROLACTIN/Lactogenic Hormone:
a) Merangsang
Kelenjar mammae/kelenjar susu untuk menghasilkan air susu.
b) Memacu
ovarium untuk menghasilan hormon estrogen dan progesterone.
3) TSH
(Thyroid Stimulating Hormone)/TREOTROP/Thyrotropin :
Hormon
ini berfungsi :
Merangsang
sekresi kelenjar thyroid.
4) ACTH
(Adrenocorticotropic Hormone)/ADRENOTROPIN/Corticotropin :
Hormon
ini berfungsi :
a) Merangsang
kerja kelenjar adrenal.
5) GONADOTROPIC/HORMON
KELAMIN :
b) FSH/Folicle
Stimulating Hormone : memengaruhi pembentukan folikel sel ovum dan proses
spermatogenesis.
c) LH
(Luteinizing Hormone) atau ICSH (Interstitial Cell Stimulating Hormone) :
Berfungsi untuk memacu sekresi hormon testosteron pada sel Leydig dan proses
ovulasi sel ovum.
Lobus Intermedia
1) MSH
(Melanotropin Stimulating Hormone) atau INTERMEDIN:
Hormon ini berfungsi :
Æ Memacu
pembentukan pigmen melanin kulit.
Æ Mengatur
penyebaran pigmen melanin
Lobus Posterior/Neurohipophyisis
1) OKSITOSIN/OXYTOCIN
:
Hormon
ini berfungsi :
Æ Merangsang
kontraksi otot polos dinding uterus saat persalinan.
Æ Merangsang
kontraksi sel-sel kontraktil kelenjar susu.
2) VASOPRESIN
:
Hormon
ini berfungsi :
Æ Mengatur
tekanan darah dengan cara menyempitkan/pembesaran pembuluh darah
(Vasodilatasi).
3) ADH
:
Hormon
ini berfungsi :
Æ Mengatur
pengeluaran urine.
Æ Mengatur
reabsorpsi air dari tubulus ren.
3.
Kelenjar
Thyroid
Kelenjar
ini merupakan kelenjar yang kaya akan pembuluh darah dan merupakan sepasang
kelenjar yang terletak berdampingan di sekitar leher.
Macam
hormon yang dihasilkan :
1) Hormon
Tiroksin (T4) dan Triiodotironin (T3)
Hormon ini berfungsi :
Æ Mengatur
metabolisme karbohidrat.
Æ Memengaruhi perkembangan mental.
Æ Memengaruhi
pertumbuhan, perkembangan dan diferensiasi sel.
Æ Memengaruhi
kegiatan sistem saraf.
2) Hormon
Calsitonin.
Hormon ini berfungsi :
Æ Menurunkan
kadar Ca (Calsium) darah.
Æ Mengatur
absorpsi Calcium oleh tulang.
Pembengkakan
kelenjar Thyroid dikenal dengan istilah GOITER. Hal ini dapat disebabkan karena
menurunya hormon yang dihasilkan sehingga menyebabkan stimulasi produksi TSH
berlebihan. Resiko terkena penyakit ini lebih banyak dialami oleh wanita dengan
perbandingan wanita : pria adalah 5 : 1. Kisaran wanita yang terkena penyakit
ini adalah anatar 40 – 60 tahun. Biasanya banyak dialami oleh penduduk daerah
marjinal yang sulit mendapatkan garam beryodium. Dengan mineral Yodium/Iodium dapat
mengatur pengeluaran hormon yang dihasilkan oleh kelenjar ini sehingga tubuh
tidak akan kekurangan hormon dari kelenjar Thyroid.
Hiperthyroidisme
:
a. Jika
terjadi pada usia pertumbuhan, maka akan menyebabkan penyakit morbus basedowi
dengan cirri-ciri : meningkatnya metabolisme tubuh, meningkatnya denyut
jantung, gugup, mudah berkeringat, sulit meningkatkan berat badan, emosional,
mata melebar, lidah terjulur keluar, frekuensi BAB cenderung meningkat.
b. Jika
terjadi pada usia dewasa, akan menyebabkan pertumbuhan gigantisme.
c. Hal
ini dapat diatasi dengan terapi iodium radioaktif.
Hipothyroidisme
:
a. Jika
terjadi pada usia pertumbuhan, akan menyebabkan pertumbuhan yang lambat atau
kerdil dan dikenal dengan istilah kretinisme.
b. Jika
terjadi pada usia dewasa, akan menyebabkan penyakit miksodema dengan ciri-ciri
: aktivitas peredaran darah menurun/laju metabolisme rendah, obesitas,
konstipasi, mudah lelah, depresi, gelisah, menstruasi tidak teratur, nyeri
sendi pada tangan dan kaki, bentuk badan menjadi kasar, bengkak pada mata dan
wajah, rambut rontok.
c. Hal
ini dapat diatasi dengan terapi menggunakan suplemen thyroid.
4.
Kelenjar
Parathyroid
Kelenjar
ini merupakan kelenjar yang menempel pada kelenjar Thyroid. Setiap kelenjar
Thyroid mempunyai sepasang kelenjar Parathyroid, sehingga semuanya berjumlah 4
buah kelenjar parathyroid.
Hormon
yang dihasilkan Hormon PTH (Parathormon).
Fungsi
hormon Parathormon:
Æ Mengatur
metabolisme Ca 2+ (Calcium) dan PO4 3+ (phosphat).
Æ Mengendalikan
pembentukan tulang.
Hipersekresi :
Bila
terjadi kelebihan dalam penghasilan hormon ini akan menyebakan pertumbuhan :
Æ Kretinisme
bila terjadi pada masa pertumbuhan.
Æ Miksodema
bila terjadi pada masa dewasa.
Æ Batu
ginjal dalam pelvis renalis/rongga ginjal.
Hiposekresi :
Bila
terjadi kelebihan dalam penghasilan hormon ini akan menyebabkan :
Æ Pertumbuhan
Morbus basedowi.
Æ Kejang
otot/tetani.
5.
Kelenjar
Thymus
Merupakan
penimbunan dari hormon somatotrof dalam tubuh. Hormon ini dihasilkan selama masa pertumbuhan sampai dengan masa
pubertas, setelah melewati mas pubertas, secara perlahan hormon ini akan
berkurang sedikit demi sedikit.
Hormon
ini berfungsi :
Æ Mengatur
proses pertumbuhan.
Æ Kekebalan
tubuh/imunitas setelah kelahiran.
Æ Memacu
pertumbuhan dan pematangan sel Limfosit yang menghasilkan Lymphocyte cell/T Cell.
Æ Bila
kekurangan atau kelebihan, gejalanya hampir mirip dengan hormon tiroksin.
6.
Kelenjar
Adrenal/ Suprarenalis
Bagian
Kortex
1) Hormon
Cortison atau antiadison
Berfungsi
sebagai anti peradangan dan membantu pembentukan formasi karbohidrat.
Hiposekresi :
Bila
kekurangan hormon ini akan menyebabkan penyakit Adison.
Gejalanya
:
Æ Kulit
memerah/timbulnya ruam pada kulit.
Æ Dapat
menimbulkan kematian.
Æ Tekanan
darah rendah.
Æ Nafsu
makan hilang.
Æ Pengendapan
pigmen melanin yang banyak.
2) Hormon
Glukokortikoid
Berfungsi
: merangsang kenaikan jumlah kadar gula darah.
Hipersekresi :
Bila
penghasilan hormon ini berlebihan akan dapat menyebabkan Cushing syndrome
3) Hormon
Cortisol
Berfungsi
:
Æ Memacu
metabolisme karbohidrat.
Æ Meningkatkan
respon imunitas tubuh.
Hipersekresi :
Bila
terjadi kenaikan dalam penghasilan hormon ini akan dapat menyebabkan cushing
syndrome.
4) Hormon
Aldosterone
Berfungsi
:
Æ Mengatur
keseimbangan mineral dan air dalam ren.
Æ Membuang
kelebihan Kalium.
5) Hormon
Corticosterone
Berfungsi
:
Æ Mempengaruhi
metabolisme karbohidrat, protein dan lipid.
Æ Meningkatkan
respon imunitas tubuh.
6) Hormon
Mineralokortikoid
Berfungsi
:
Æ Mengatur
keseimbangan air dan elektrolit dalam tubuh.
Æ Merangsang
reabsorbsi Na+ dan Cl- dalam tubulus ginjal.
Hiposekresi :
Bila
kekurangan hormon ini akan menyebabkan penyakit Adison.
7.
Kelenjar
Ventriculus
Dihasilkan
Hormon Gastrin
Hormon
ini berfungsi :
Æ Memacu
pengeluaran sekret/getah lambung.
Æ Membantu
dalam proses pencernaan.
8.
Kelenjar
Usus
Hormon
Sekretin Berfungsi memacu sekresi getah usus dan pankreas.
Hormon
Kolesistokinin Berfungsi memacu sekresi getah empedu dan pankreas.
9.
Kelenjar
Langerhans/ Pankreas
Hormon
Insulin Bersifat antagonis dengan hormon adrenalin.
Hormon
ini berfungsi :
Æ Mengatur
kadar glukosa dalam darah.
Æ Membantu
pengubahan glukosa menjadi glikogen dalam hepar dan otot.
Hiposekresi :
Bila
kekurangan dalam penghasilan hormon ini akan menyebabkan penyakit diabetes
mellitus/ penyakit kencing manis.
Gejala
penyakit diabetes mellitus :
Æ Kenaikan
jumlah gula dalam darah.
Æ Badan
menjadi lems.
Æ Sering
merasa haus/banyak minum.
Æ Banyak
melakukan urinasi (pembuangan urine).
Æ Energy
berkurang.
Æ Merasa
selalu lapar.
Hormon
Glukagon, Hormon ini mempunyai sifat kerja yang sinergis dengan hormon
adrenalin.
Hormon
ini berfungsi :
Æ Meningkatkan
kadar gula dalam darah.
Æ Mengubah
glikogen menjadi glukosa dalam peristiwa glikolisis.
10) Kelenjar
Kelamin/ Gonad
Menghasilkan
hormon dan sel kelamin
Macamnya
ada 2 sel kelamin :
a. Sel
Testis
Menghasilkan
Hormon Androgen, Ex : Hormon Testosteron, merupakan satu hormon yang terpenting
dalam pembentukan sel spermatozoa.
Fungsi
Hormon Testosteron :
Æ Mengatur
ciri kelamin sekunder.
Æ Mempertahankan
proses spermatogenesis.
b. Sel
Ovarium
Menghasilkan
3 hormon penting dalam seorang wanita :
Æ Hormon
Estrogen
Hormon
ini berfungsi untuk : memperlihatkan ciri-ciri kelamin sekunder wanita.
Æ Hormon
Progesteron
Hormon
ini berfungsi :
o
Mempersiapkan masa kehamilan dengan
menebalkan dinding uterus.
o
Menjaga kelenjar susu dalam menghasilkan
air susu.
Æ Hormon
Relaksin
Hormon
ini berfungsi untuk membantu proses persalinan dalam kontraksi otot.
E.
Hubungan
Sistem Hormon Dengan Sistem Saraf
Kedua
sistem ini mempunyai hubungan yang sangat erat. Walaupun sistem endokrin/sistem
hormon diatur oleh master of glands/kelenjar hipofisis tetapi hal tersebut
tidaklah mutlak atau bersifat otonom. Hal ini karena kerja dari kelenjar
hipofisis tersebut dipengaruhi oleh hypothalamus.
Berikut
ini adalah hubungan sistem hormon dengan sistem saraf:
1. Releasing
Factor/Faktor pembebas
Adalah
faktor yang memperbaiki situasi atau kondisi tubuh, sehingga kondisi tubuh
menjadi lebih baik. Faktor tersebut adalah hormon-hormon yang mencegah
terjadinya kondisi tubuh tersebut.
2. Inhibitor
Factor/Faktor penghambat
Adalah
faktor yang terus mendukung situasi atau kondisi tubuh, sehingga kondisi tubuh
menjadi tidak baik/memperburuk kondisi tubuh. Faktor tersebut adalah
hormon-hormon yang mendukung terjadinya kondisi tubuh tersebut.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Maka
yang menjadi kesimpulan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
Æ Hormon
berasal dari kata Hormaein yang artinya memacu atau menggiatkan atau
merangsang. Dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah yang tidak terlalu banyak
(sedikit), tetapi jika kekurangan atau berlebihan akan mengakibatkan hal yang
tidak baik (kelainan seperti penyakit) sehingga dapat mengganggu pertumbuhan
dan perkembangan serta proses metabolisme tubuh.
Æ Adapun
fungsi hormon pada tubuh manusia yaitu sebagai berikut:
Ø Memacu
pertumbuhan dan metabolisme tubuh.
Ø Memacu
reproduksi.
Ø Mengatur
keseimbangan cairan tubuh/homeostasis.
Ø Mengatur
tingkah laku.
Æ Macam-Macam
Kelenjar
Ø Berdasarkan
Aktifitasyna
§ Kelenjar
yang bekerja sepanjang masa.
§ Kelenjar
yang bekerjanya mulai masa tertentu.
§ Kelenjar
yang bekerja sampai pada masa tertentu.
Ø Berdasarkan
letaknya :
§ Kelenjar
hipophysis/pituitary di dasar cerebrum, dibawah hypothalamus.
§ Kelenjar
pineal/epiphysis di cerebrum.
§ Kelenjar
thyroid di daerah leher.
§ Kelenjar
parathyroid di dekat kelenjar thyroid.
§ Kelenjar
thymus di rongga dada.
§ Kelenjar
adrenal/suprarenalis di atas ren.
§ Kelenjar
pulau langerhans/pankreas di rongga perut.
§ Kelenjar
Usus dan lambung di rongga perut.
§ Kelenjar
kelamin :
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad. 2003. Kamus Lengkap Kedokteran
Edisi Revisi. Gita Media Press, Surabaya. h. 14, 80.
Amien, M. Et al. 1995. Biologi 2 untuk
Sekolah Menengah Umum Kelas 2. Penerbit Balai Pustaka, Jakarta. h. 230 – 232.
Encyclopaedia
Britannica 2008 Ultimate Reference Suite, Chicago.
Furqonita, D. 2007. Seri IPA BIOLOGI SMP
Kelas IX. Quadra-Penerbit Yudhistira, Jakarta.h. 65-66, 68.
Kadaryanto
et al. 2006. Biologi 2. Penerbit Yudhistira, Jakarta. h. 56 – 58, 60 - 61.
Karmana, O. dan Anwar, A. 1987. Penuntun
Pelajaran BIOLOGI Untuk SMA Kelas IIA2 Semester 3 dan 4. Penerbit Ganeca Exact,
Bandung. h. 305 – 308.
Lawrence, E. 1991. Hendersdon’s
Dictionary of Biological Terms Tenth Edition. Longman Scientific &
Technical. Longman Group (FE) Ltd. England. h. 16, 114, 158, 175, 246, 306,
320, 406 – 408.
Microsoft
Encarta Reference Library 2009.
Pratiwi, D.A. et al. 2000. Buku Penuntun
Biologi untuk SMU kelas 2. Penerbit Erlangga, Jakarta Indonesia. h. 212 – 215.
Prawirohartono,S. dan Hadisumarto, S.
1999. Sains Biologi-2b,Untuk SMU Kelas 2 Tengah Tahun Kedua Sesuai Kurikulum
1994. Penerbit Bumi Aksara, Jakarta. h. 115 – 116, 120.
Prawirohartono, S. dan Kuncorowati. 2003.
Biologi Untuk Kelas 2 SLTP Kurikulum 1994 Semester 1 dan Semester 2. Penerbit
Bumi Aksara. Jakarta. 156, 158.
Posting Komentar
Click to see the code!
To insert emoticon you must added at least one space before the code.